Struktur Bumi
Komposisi
Sekali waktu, miliaran tahun yang lalu, ada sejumlah besar atom mengambang di alam semesta. Perlahan-lahan orang-orang atom dan molekul datang bersama-sama dan membentuk apa yang kita sebut bumi. Sekarang Bumi adalah bola besar dari materi yang mengelilingi matahari setahun sekali. Ada apa di dalam planet? Sebagian besar bumi terdiri dari mantel dan inti.
lapisan luar bumi Aturan kepadatan tindakan bila berada di bumi dan materi yang datang bersama-sama. Aturan-aturan menjelaskan bagaimana zat berat bergerak ke arah tengah dan zat luka ringan di atas. Ini hanya seperti pasir tenggelam ke bawah gelas air.
The mantel
Para ilmuwan istirahat mantel menjadi dua bagian. Mereka memiliki mantel atas dan mantel bawah. Ada perbedaan yang sangat kecil antara dua lapisan. Mantel atas telah olivin (sebuah batu yang sangat istimewa), senyawa dengan silikon dioksida, dan substansi yang disebut Peridotit.
Mantel bagian bawah lebih padat daripada mantel atas. Ia memiliki banyak batu olivin, besi, magnesium, dan senyawa silikat banyak (yaitu yang dengan SiO2).
lapisan dalam bumi
Core
Jangan bingung dengan bagian selanjutnya. Tidak ada dua core. Seperti mantel, ilmuwan istirahat inti menjadi dua lapisan. Pertama adalah inti luar. Bayangkan ini lingkup besar dari besi cair (Fe), mengambang dan mengalir di sekitar inti. Ini benar-benar cair. Ini sangat panas dan di bawah banyak tekanan. Terutama penting adalah gagasan bahwa inti luar menciptakan medan magnet bumi. Ini adalah magnet besar di tengah planet ini.
Inti dalam berada di bawah tekanan bahkan lebih. Meskipun hanya sebagai panas sebagai inti luar, ada tekanan tinggi sedemikian rupa sehingga tetap solid. Ingat aturan-aturan tentang kerapatan? Yah yang paling padat, paling kompak, masalah terberat ditemukan dalam inti. Ini bukan murni besi seperti inti luar. Memiliki senyawa yang menggunakan unsur besi.
sumber : disini
Bumi Kita
Tentang Bumi
Bumi Planet ketiga dari Matahari adalah rumah Anda. Bumi adalah planet hanya dikenal di mana kehidupan bisa bertahan hidup. Sejauh yang kita tahu, tidak ada planet lain di alam semesta seperti Bumi. Kami memiliki rentang suhu yang sangat sempit yang memungkinkan air tetap cair. Kehidupan telah berkembang selama jutaan tahun karena cairan itu. Apa lagi yang membuat kita istimewa? Kami memiliki atmosfer terdiri dari nitrogen, gas relatif inert. Jika kita memiliki awan asam sulfat atau metana, kehidupan mungkin tidak pernah dikembangkan.
Dalam Pelat
Ada juga daratan besar di planet kita. Batu piring yang mengapung di permukaan disebut lempeng tektonik. Piring-piring mengapung di mantel. mantel adalah daerah antara inti dan kerak bumi. mantel itu pada dasarnya penuh dengan batu cair. Hal ini disimpan dalam keadaan cair karena energi yang diberikan oleh para pusat (inti) dari Bumi. Para ilmuwan juga menemukan bahwa peningkatan tekanan saat Anda bergerak menuju pusat planet. Inti Bumi memiliki suhu ekstrim dan tekanan yang menjaga besi dan logam cair dan mengalir.
Cairan dalam inti
Logam mengalir di planet kita membantu menciptakan sesuatu yang disebut efek dinamo. Dinamo menciptakan medan magnet besar. Dalam kasus Bumi, medan magnet melindungi planet kita dari luar angkasa. Daerah perlindungan magnetik disebut magnetosfer dan melindungi kita dari angin matahari dan radiasi matahari. Anda dapat melihat ke mana angin matahari dan magnetosfer bertabrakan di aurora borealis.
refrensi : disini
gambar : disini
Misteri Penyebab Badai
Dunia dikejutkan dengan serangan badai topan dahsyat, sekelas Katrina dan Wilma yang melanda kawasan cukup luas di Atlantik Utara. Badai sangat ganas atau topan (hurricane) yang menerjang kawasan Amerika Serikat itu berasal dari badai tropis (tropical storm). Badai yang awalnya berkekuatan rendah, dalam perjalanannya menjadi semakin kuat dengan daya hancur tinggi. Badai Katrina telah memporakporandakan sebagian wilayah Amerika Serikat (AS) bulan Agustus lalu. Belum habis trauma warga terhadap keganasan Katrina, sebulan kemudian topan Rita menyusul.
Bukan hanya kawasan AS yang sering dihantam badai. Negara-negara di Asia Timur yaitu Filipina, Taiwan, Cina, Jepang, dan Korea juga sering dilanda badai dengan berbagai intensitas (kekuatan angin dan curah hujan). Indonesia termasuk negara yang mujur karena tidak pernah kedatangan badai dahsyat. Letak geografis Indonesia di garis khatulistiwa dan akibat pengaruh rotasi Bumi tidak memungkinkan badai-badai yang lahir di kawasan Filipina menuju Indonesia, apalagi menyeberangi garis khatulistiwa.
Sebetulnya badai tropis merupakan fenomena alam yang wajar saja. Akan tetapi, kini para pakar meteorologi mulai melihat pertanda yang tidak biasa. Pasalnya frekuensi angin topan dan badai kini bertambah sering, kekuatannya juga semakin mematikan, dan cakupan wilayahnya amat luas. Tentu saja para pengamat cuaca bertanya-tanya, apa pemicu gejala yang tidak lazim ini. Apakah gara-gara pemanasan global? Atau ada pemicu lain yang mempengaruhi perubahan kekuatan dan intensitas badai tersebut?
Mula-mula para pakar mengamati dengan seksama gejala pemanasan global. Berdasarkan data cuaca yang dikumpulkan, ternyata dalam 35 tahun terakhir ini, suhu rata-rata permukaan laut mengalami kenaikan antara setengah hingga satu derajat Fahrenheit.
Dalam beberapa dekade terakhir, pemantauan atmosfer dan permukaan Bumi menyimpulkan bahwa suhu rata-rata Bumi cenderung meningkat. Hal ini disebabkan antara lain oleh peningkatan dalam pemakaian bahan bakar fosil (minyak, batu bara) untuk kepentingan industri maupun konsumsi penduduk dunia. Selain peningkatan suhu dapat mengancam melelehnya sebagian daratan es di kutub-kutub Bumi, pemanasan global di luar dugaan telah menimbulkan dampak negatif lain.
Berdasarkan hukum fisika, panas adalah sumber energi. Aksioma sementara yang ditarik adalah pemanasan global berpengaruh pada meningkatnya kekuatan angin topan. Tetapi yang juga menarik, walaupun kekuatan angin topan meningkat dan wilayah yang dilandanya juga semakin luas, akan tetapi frekuensi keseluruhan badai relatif tidak bertambah. Juga sejauh ini para peneliti masih kekurangan data untuk dapat menyimpulkan bahwa pemanasan global merupakan faktor pemicunya.
Berdasarkan penelitian Peter Webster dari Institut Teknologi Georgia di Atlanta, secara umum terdapat logika, naiknya suhu rata-rata akan meningkatkan kekuatan angin topan dan badai. Para peneliti mengatakan, panas adalah energi dan energi menggerakkan angin topan. Namun sejauh ini, kaitan antara kedua fenomena itu baru berupa data statistik. Yakni, ketika suhu rata-rata naik, kekuatan angin topan bertambah hebat. Apakah fenomena pertama menyebabkan fenomena berikutnya, masih harus terus dibuktikan secara ilmiah.
Data yang dikumpulkan tim peneliti yang dipimpin Webster juga amat mencengangkan. Disebutkannya, pada tahun 1970-an di seluruh dunia rata-rata terjadi per tahunnya 10 angin topan dengan kategori 4 atau 5. Angin Topan kategori 4 atau 5 dapat mencapai kecepatan lebih dari 200 km per jam. Sejak tahun 1990-an, jumlah angin topan berkekuatan kategori 4 dan 5 naik hampir dua kali lipatnya, menjadi rata-rata 18 kasus per tahunnya. Semua fenomena ini terjadi ketika suhu permukaan air laut global juga naik, antara setengah hingga satu derajat Fahrenheit, tergantung kawasannya.
Penelitian yang dilakukan para pakar meteorologi tetap konsisten pada konsep adanya relasi antara pemanasan global dengan peningkatan kekuatan angin topan. Webster mengatakan, kaitannya amat rumit. Faktanya, amat sulit menjelaskan mengapa frekuensi dan durasi keseluruhan angin topan justru menurun, jika kenaikan suhu permukaan laut melebihi rata-rata. Karena itulah, para pakar angin topan kini memusatkan perhatian ke kawasan Atlantik Utara. Karena sejak tahun 1995, kekuatan dan durasi angin topan di kawasan tersebut meningkat drastis.
Hasil penelitian menunjukkan, jumlah angin topan kategori 4 dan 5 di Atlantik Utara meningkat drastis dalam rentang waktu yang relatif pendek. Dalam periode antara tahun 1975 hingga 1989, tercatat 16 kasus angin topan dahsyat. Sementara dalam periode antara tahun 1990 hingga 2004 tercatat 25 kasus angin topan dahsyat, atau terjadinya kenaikan kasus sebesar 56 persen dalam 15 tahun terakhir ini. Juga penelitian yang dilakukan secara terpisah, dengan metode yang berbeda oleh Prof. Kerry Emmanuel, pakar ilmu atmosfir dari Institut Teknologi Massaschussets, menunjukkan data yang nyaris identik.
Tentu saja teori baru, yang dilontarkan Webster maupun Emmanuel, tidak begitu saja diterima oleh para peneliti iklim lainnya. Misalnya saja Chris Landsea, pakar meteorologi dari pusat penelitian angin topan di Miami AS, meragukan metode pengukuran yang dilakukan Webster. Landsea menduga, berbagai data statistik yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan, lebih banyak merupakan dampak dari semakin baiknya kualitas pengamatan satelit beberapa dekade terakhir ini. Jadi kesimpulan itu bukan merupakan indikasi perubahan, melainkan indikasi dari pemutakhiran data yang lebih akurat.
Berbagai teori baru memang diperlukan untuk menjelaskan fenomena angin topan di permukaan bumi. Seperti diungkapkan oleh Webster, selain pengaruh pemanasan global suhu permukaan laut, aliran panas di samudera di dunia, juga dipengaruhi oleh arus thermo-haline, yakni arus panas yang dipicu perbedaan kadar garam di samudera. Faktor ini juga harus diperhitungkan dalam penelitian frekuensi maupun durasi angin topan. Penyebab badai masih kini masih menjadi teka-teki ilmuwan.
sumber : Disini
Bukan hanya kawasan AS yang sering dihantam badai. Negara-negara di Asia Timur yaitu Filipina, Taiwan, Cina, Jepang, dan Korea juga sering dilanda badai dengan berbagai intensitas (kekuatan angin dan curah hujan). Indonesia termasuk negara yang mujur karena tidak pernah kedatangan badai dahsyat. Letak geografis Indonesia di garis khatulistiwa dan akibat pengaruh rotasi Bumi tidak memungkinkan badai-badai yang lahir di kawasan Filipina menuju Indonesia, apalagi menyeberangi garis khatulistiwa.
Sebetulnya badai tropis merupakan fenomena alam yang wajar saja. Akan tetapi, kini para pakar meteorologi mulai melihat pertanda yang tidak biasa. Pasalnya frekuensi angin topan dan badai kini bertambah sering, kekuatannya juga semakin mematikan, dan cakupan wilayahnya amat luas. Tentu saja para pengamat cuaca bertanya-tanya, apa pemicu gejala yang tidak lazim ini. Apakah gara-gara pemanasan global? Atau ada pemicu lain yang mempengaruhi perubahan kekuatan dan intensitas badai tersebut?
Mula-mula para pakar mengamati dengan seksama gejala pemanasan global. Berdasarkan data cuaca yang dikumpulkan, ternyata dalam 35 tahun terakhir ini, suhu rata-rata permukaan laut mengalami kenaikan antara setengah hingga satu derajat Fahrenheit.
Dalam beberapa dekade terakhir, pemantauan atmosfer dan permukaan Bumi menyimpulkan bahwa suhu rata-rata Bumi cenderung meningkat. Hal ini disebabkan antara lain oleh peningkatan dalam pemakaian bahan bakar fosil (minyak, batu bara) untuk kepentingan industri maupun konsumsi penduduk dunia. Selain peningkatan suhu dapat mengancam melelehnya sebagian daratan es di kutub-kutub Bumi, pemanasan global di luar dugaan telah menimbulkan dampak negatif lain.
Berdasarkan hukum fisika, panas adalah sumber energi. Aksioma sementara yang ditarik adalah pemanasan global berpengaruh pada meningkatnya kekuatan angin topan. Tetapi yang juga menarik, walaupun kekuatan angin topan meningkat dan wilayah yang dilandanya juga semakin luas, akan tetapi frekuensi keseluruhan badai relatif tidak bertambah. Juga sejauh ini para peneliti masih kekurangan data untuk dapat menyimpulkan bahwa pemanasan global merupakan faktor pemicunya.
Berdasarkan penelitian Peter Webster dari Institut Teknologi Georgia di Atlanta, secara umum terdapat logika, naiknya suhu rata-rata akan meningkatkan kekuatan angin topan dan badai. Para peneliti mengatakan, panas adalah energi dan energi menggerakkan angin topan. Namun sejauh ini, kaitan antara kedua fenomena itu baru berupa data statistik. Yakni, ketika suhu rata-rata naik, kekuatan angin topan bertambah hebat. Apakah fenomena pertama menyebabkan fenomena berikutnya, masih harus terus dibuktikan secara ilmiah.
Data yang dikumpulkan tim peneliti yang dipimpin Webster juga amat mencengangkan. Disebutkannya, pada tahun 1970-an di seluruh dunia rata-rata terjadi per tahunnya 10 angin topan dengan kategori 4 atau 5. Angin Topan kategori 4 atau 5 dapat mencapai kecepatan lebih dari 200 km per jam. Sejak tahun 1990-an, jumlah angin topan berkekuatan kategori 4 dan 5 naik hampir dua kali lipatnya, menjadi rata-rata 18 kasus per tahunnya. Semua fenomena ini terjadi ketika suhu permukaan air laut global juga naik, antara setengah hingga satu derajat Fahrenheit, tergantung kawasannya.
Penelitian yang dilakukan para pakar meteorologi tetap konsisten pada konsep adanya relasi antara pemanasan global dengan peningkatan kekuatan angin topan. Webster mengatakan, kaitannya amat rumit. Faktanya, amat sulit menjelaskan mengapa frekuensi dan durasi keseluruhan angin topan justru menurun, jika kenaikan suhu permukaan laut melebihi rata-rata. Karena itulah, para pakar angin topan kini memusatkan perhatian ke kawasan Atlantik Utara. Karena sejak tahun 1995, kekuatan dan durasi angin topan di kawasan tersebut meningkat drastis.
Hasil penelitian menunjukkan, jumlah angin topan kategori 4 dan 5 di Atlantik Utara meningkat drastis dalam rentang waktu yang relatif pendek. Dalam periode antara tahun 1975 hingga 1989, tercatat 16 kasus angin topan dahsyat. Sementara dalam periode antara tahun 1990 hingga 2004 tercatat 25 kasus angin topan dahsyat, atau terjadinya kenaikan kasus sebesar 56 persen dalam 15 tahun terakhir ini. Juga penelitian yang dilakukan secara terpisah, dengan metode yang berbeda oleh Prof. Kerry Emmanuel, pakar ilmu atmosfir dari Institut Teknologi Massaschussets, menunjukkan data yang nyaris identik.
Tentu saja teori baru, yang dilontarkan Webster maupun Emmanuel, tidak begitu saja diterima oleh para peneliti iklim lainnya. Misalnya saja Chris Landsea, pakar meteorologi dari pusat penelitian angin topan di Miami AS, meragukan metode pengukuran yang dilakukan Webster. Landsea menduga, berbagai data statistik yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan, lebih banyak merupakan dampak dari semakin baiknya kualitas pengamatan satelit beberapa dekade terakhir ini. Jadi kesimpulan itu bukan merupakan indikasi perubahan, melainkan indikasi dari pemutakhiran data yang lebih akurat.
Berbagai teori baru memang diperlukan untuk menjelaskan fenomena angin topan di permukaan bumi. Seperti diungkapkan oleh Webster, selain pengaruh pemanasan global suhu permukaan laut, aliran panas di samudera di dunia, juga dipengaruhi oleh arus thermo-haline, yakni arus panas yang dipicu perbedaan kadar garam di samudera. Faktor ini juga harus diperhitungkan dalam penelitian frekuensi maupun durasi angin topan. Penyebab badai masih kini masih menjadi teka-teki ilmuwan.
sumber : Disini
Ayo Kembali ke Sekolah
kita bisa merubah dunia dengan sederhana, oleh siapapun dan kapapun. tidak perlu susah-susah, bahkan semua orang bisa melakukannya. lakukan hal-hal kecil yang setidaknya bermanfaat untuk kita
Kembali ke sekolah adalah waktu yang menyenangkan karena segala sesuatu yang baru - guru, sesama siswa, persediaan. Namun, itu tidak terlalu hijau untuk membeli paket baru tanda-tanda ketika diatur tahun lalu bekerja dengan baik. Selain menggunakan kembali persediaan tua, kita punya daftar besar sebagai cara untuk menjadi hijau seperti yang dapat di tahun ajaran baru.
* Mengayuh sepeda atau berjalan kaki ke sekolah.
* Gunakan peralatan sekolah tahun lalu.
* Beli kanvas dan pengikat karton bukan plastik.
* Beli kertas daur ulang.
* Gunakan botol air dapat digunakan kembali, bukan plastik/mineral.
* Gunakan kotak makan siang, bukan tas kertas.
* Donasi pakaian tahun lalu bukannya dibuang.
* Beli online untuk menghindari mengemudi.
* Beli makanan organik.
* Turn off komputer Anda ketika Anda tidak menggunakannya.
* Hiasi kotak makan Anda.
* Membuat bookmark Anda sendiri.
* Mengatur sebuah swap pakaian dengan teman-teman Anda.
* Carpool untuk olahraga.
* Gunakan diisi ulang pena dan pensil.
* Pakai ransel Anda.
Kembali ke sekolah adalah waktu yang menyenangkan karena segala sesuatu yang baru - guru, sesama siswa, persediaan. Namun, itu tidak terlalu hijau untuk membeli paket baru tanda-tanda ketika diatur tahun lalu bekerja dengan baik. Selain menggunakan kembali persediaan tua, kita punya daftar besar sebagai cara untuk menjadi hijau seperti yang dapat di tahun ajaran baru.
* Mengayuh sepeda atau berjalan kaki ke sekolah.
* Gunakan peralatan sekolah tahun lalu.
* Beli kanvas dan pengikat karton bukan plastik.
* Beli kertas daur ulang.
* Gunakan botol air dapat digunakan kembali, bukan plastik/mineral.
* Gunakan kotak makan siang, bukan tas kertas.
* Donasi pakaian tahun lalu bukannya dibuang.
* Beli online untuk menghindari mengemudi.
* Beli makanan organik.
* Turn off komputer Anda ketika Anda tidak menggunakannya.
* Hiasi kotak makan Anda.
* Membuat bookmark Anda sendiri.
* Mengatur sebuah swap pakaian dengan teman-teman Anda.
* Carpool untuk olahraga.
* Gunakan diisi ulang pena dan pensil.
* Pakai ransel Anda.
Geografi Manusia
geografi manusia adalah salah satu dari dua cabang utama geografi (versus geografi fisik) dan sering disebut geografi budaya. geografi manusia adalah studi tentang aspek budaya banyak ditemukan di seluruh dunia dan bagaimana mereka berhubungan dengan ruang dan tempat di mana mereka berasal dan kemudian perjalanan sebagai orang-orang terus bergerak di berbagai daerah.
Beberapa fenomena budaya utama yang dipelajari dalam geografi manusia termasuk bahasa, agama, berbeda struktur ekonomi dan pemerintahan, seni, musik, dan aspek budaya lain yang menjelaskan bagaimana dan / atau mengapa orang fungsi seperti yang mereka lakukan di daerah di mana mereka tinggal. Globalisasi juga menjadi semakin penting untuk bidang geografi manusia seperti yang memungkinkan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan untuk dengan mudah perjalanan di seluruh dunia.
lanskap budaya juga penting karena mereka terhubung budaya terhadap lingkungan fisik di mana orang hidup. Hal ini penting karena dapat membatasi atau memelihara pengembangan berbagai aspek budaya. Misalnya, orang yang tinggal di daerah pedesaan seringkali lebih budaya terkait dengan lingkungan alam sekitar mereka yang hidup dari yang di daerah metropolitan yang besar. Biasanya ini adalah fokus dari Tradisi Man-Tanah "" di Empat Tradisi geografi dan studi dampak manusia pada alam, dampak alam pada manusia, dan persepsi masyarakat terhadap lingkungan.
Sejarah Geografi Manusia
Manusia geografi dikembangkan dari University of California, Berkeley dan dipimpin oleh Carl Sauer. Dia menggunakan lanskap sebagai unit mendefinisikan penelitian geografis dan mengatakan bahwa budaya berkembang karena lanskap tetapi juga membantu mengembangkan lanskap juga. Selain itu, karyanya dan geografi budaya saat ini sangat kualitatif bukan kuantitatif - penyewa utama geografi fisik.
Geografi Manusia Hari Ini
Hari ini, geografi manusia masih dipraktekkan dan yang lebih khusus bidang di dalamnya seperti geografi feminis, geografi anak-anak, studi wisata, geografi perkotaan, geografi seksualitas dan ruang, dan geografi politik telah dikembangkan untuk bantuan lebih lanjut dalam studi praktek-praktek budaya dan manusia kegiatan yang berkaitan dengan dunia spasial.
Beberapa fenomena budaya utama yang dipelajari dalam geografi manusia termasuk bahasa, agama, berbeda struktur ekonomi dan pemerintahan, seni, musik, dan aspek budaya lain yang menjelaskan bagaimana dan / atau mengapa orang fungsi seperti yang mereka lakukan di daerah di mana mereka tinggal. Globalisasi juga menjadi semakin penting untuk bidang geografi manusia seperti yang memungkinkan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan untuk dengan mudah perjalanan di seluruh dunia.
lanskap budaya juga penting karena mereka terhubung budaya terhadap lingkungan fisik di mana orang hidup. Hal ini penting karena dapat membatasi atau memelihara pengembangan berbagai aspek budaya. Misalnya, orang yang tinggal di daerah pedesaan seringkali lebih budaya terkait dengan lingkungan alam sekitar mereka yang hidup dari yang di daerah metropolitan yang besar. Biasanya ini adalah fokus dari Tradisi Man-Tanah "" di Empat Tradisi geografi dan studi dampak manusia pada alam, dampak alam pada manusia, dan persepsi masyarakat terhadap lingkungan.
Sejarah Geografi Manusia
Manusia geografi dikembangkan dari University of California, Berkeley dan dipimpin oleh Carl Sauer. Dia menggunakan lanskap sebagai unit mendefinisikan penelitian geografis dan mengatakan bahwa budaya berkembang karena lanskap tetapi juga membantu mengembangkan lanskap juga. Selain itu, karyanya dan geografi budaya saat ini sangat kualitatif bukan kuantitatif - penyewa utama geografi fisik.
Geografi Manusia Hari Ini
Hari ini, geografi manusia masih dipraktekkan dan yang lebih khusus bidang di dalamnya seperti geografi feminis, geografi anak-anak, studi wisata, geografi perkotaan, geografi seksualitas dan ruang, dan geografi politik telah dikembangkan untuk bantuan lebih lanjut dalam studi praktek-praktek budaya dan manusia kegiatan yang berkaitan dengan dunia spasial.
Dapur Redaksi
Majalah Geografi hanyalah sebuah blog kecil dan sederhana dari sekian banyaknya jurnal dan website yang membahas tentang geografi maupun kebumian serta berbagai macam pengetahuan yang tanpa batas di luar sana. seperti tag line dari Majalah Geografi yaitu "menikmati dunia dengan sederhana" maka Majalah Geografi tidaklah membahas geografi secara berat dan sulit. tapi membuatnya menjadi sederhana dan menyenangkan sehingga dapat dinikmati dan difahami oleh pembaca dari berbegai umur dan disiplin ilmu.
Semua isi pada setiap halamannya berhak untuk diunduh, disalin, diperbanyak, disebarluaskan, baik itu sebagian maupun seluruhnya dengan cara/media apapun dan kapanpun asalkan terlebih dahulu meminta izin dan tidak menghapus "catatan hak cipta". Karena banyak karya orang lain tersadur juga dalam dokumen dan tulisan di blog ini.
Permohonan izin penggunaan dengan mengunduh atau meng-copy untuk keperluan pribadi dan/atau non komersial bisa dilakukan lewat pengisian komentar maupun e-mail ( aziz23bhira@gmail.com ) tanpa perlu menunggu jawaban dari pihak redaksi. setiap penggunaan yang tidak tertulis di atas (komersial) diperkenankan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak redaksi.
Semua isi pada setiap halamannya berhak untuk diunduh, disalin, diperbanyak, disebarluaskan, baik itu sebagian maupun seluruhnya dengan cara/media apapun dan kapanpun asalkan terlebih dahulu meminta izin dan tidak menghapus "catatan hak cipta". Karena banyak karya orang lain tersadur juga dalam dokumen dan tulisan di blog ini.
Permohonan izin penggunaan dengan mengunduh atau meng-copy untuk keperluan pribadi dan/atau non komersial bisa dilakukan lewat pengisian komentar maupun e-mail ( aziz23bhira@gmail.com ) tanpa perlu menunggu jawaban dari pihak redaksi. setiap penggunaan yang tidak tertulis di atas (komersial) diperkenankan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak redaksi.
Langganan:
Postingan (Atom)